Manila, Filipina – Hari keempat kegiatan 2nd Philippine International Copyright Summit 2024 berlangsung pada Kamis, 24 Oktober 2024, di Novotel Manila Araneta City. Acara ini mengusung tema besar “Membuka Masa Depan: Tren Teknologi dan Tantangan dalam Hak Cipta”. Pada hari tersebut, diskusi berfokus pada “Seni Visual dan Grafis,” dengan sorotan khusus pada dampak global seni visual di era pascapandemi.
Acara hari keempat ini dihadiri oleh para ahli dan praktisi dari berbagai negara, termasuk Kasubbid Pelayanan Kekayaan Intelektual (KI) Kanwil Kemenkumham Kalbar Andy Hermawan Prasetio dan Analis KI Herry Hermawan. Diskusi utama dibuka oleh Miss Sarah Tran, Kepala Badan Kebijakan dan Urusan Masyarakat Daerah dari Federasi Reproduksi Internasional Organisasi HAM (IFRRO). Ia menekankan pentingnya seni visual sebagai cerminan budaya global dan pengaruhnya terhadap masyarakat, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi dan sosial setelah pandemi.
Dalam sesi lanjutan, Penasihat Hukum dari Forum Hak Cipta Korea dan Perlindungan Hak Cipta Korea (KCOPA-PHCKA) juga turut membagikan perspektif tentang regulasi hak cipta di negara mereka. Selain itu, panel diskusi menarik dipandu oleh Rene Misa dan Atty. Divina Ilas-Panganiban. Panelis yang hadir antara lain Dr. Enrico Bonadio dari Sekolah Hukum Kota London, Toym Imao, artis visual multimedia, serta Patti Ramos, Presiden Ilustrador ng Kabataan (INK).
Diskusi panel memperdalam isu tentang situasi dan tantangan seniman visual, termasuk implementasi hak ekonomi terkait penjualan kembali karya seni. Filipina menjadi salah satu negara yang telah mengatur hak penjualan kembali dalam undang-undang hak ciptanya. Namun, panelis juga mengakui adanya kendala dalam penerapan regulasi ini dan perlunya solusi untuk memastikan perlindungan lebih baik bagi seniman.
Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong kolaborasi lintas negara dan memperkuat advokasi hak cipta, terutama di sektor seni visual. Pertemuan seperti ini memberikan ruang bagi para seniman dan praktisi hukum untuk berbagi pengetahuan dan merumuskan kebijakan yang lebih adaptif di masa depan.